ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

-

Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Al-Mukarromah, S. Sos. I., M. I. Kom. Sebagai dosen pengampu mata kuliah (SPI dan Budaya Lokal) serta teman-teman semua atas kunjungannya ke situs blog yang saya kelola ini. Perkenalkan nama saya Izzah Qathratu Nada, teman-teman bisa memanggil saya Nada. Saya merupakan Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

Untuk saat ini blog saya menyediakan topik Sejarah Kebudayaan Islam dan Budaya Lokal, untuk kedepannya saya akan terus menyajikan konten yang lebih bermanfaat dan berkualitas untuk para pembaca.

Demikian perkenalan singkat mengenai saya dan juga blog yang saya, semoga bermanfaat untuk teman-teman, apabila ada hal yang ingin ditanyakan, silahkan hubungi saya melalui email saya (qathratu@gamil.com ).


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PERADABAN ISLAM

-
Gambar
Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut Tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh dan taurikh, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa, pemberitahuan tentang waktu, dan kadangkala kata tarikhus-say-i menunjukkan arti pada tujuan masa berakhirnya suatu peristiwa. Sedang menurut istilah berarti “Keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Oleh sebab itu, menurut Sayyid Quthb “Sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa itu, dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme waktu dan tempat”. [1] Pengertian sejarah secara etimologi berasal dari kata Arab syajarah artinya “pohon”. Dalam bahasa Inggris peristilahan sejarah disebut history yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam, khususnya manusia yang bersifat kronologis. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa sejarah itu adalah aktivitas manusia yang berhubungan den...
Baca selengkapnya

KERAJAAN ISLAM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA

-
Gambar
  A.     PERAN ISLAM DAN KEKUATAN PADA MASA KOLONIAL Belanda datang ke Indonesia, menghadapi kenyataan bahwa sebagian besar penduduk yang dijajahnya di kepulauan Nusantara ini adalah beragama Islam. Belanda sangat khawatir akan timbulnya pemberontakan orang-orang Islam fanatik. Islam sangat ditakuti, karena kurangnya pengetahuan mereka yang tepat mengenai Islam, sehingga mula-mula Belanda tidak berani mencampuri agama ini secara langsung. Namun melihat kondisi tersebut, kolonial Belanda sampai pada kesimpulan, bahwa mereka tidak akan bertahan lama, apabila agama Islam dibiarkan tumbuh dan berkembang. Sebab Islam adalah agama yang membenci segala bentuk penindasan dan penjajahan. Dengan demikian pihak Pemerintah Belanda dalam membuat kebijakan terhadap pendidikan Islam selalu arahnya ke penekanan terhadap keberlangsungan Pendidikan Islam, di sisi lain menguntungkan pihak pemerintah Belanda. [1] Pada saat Belanda memasuki Nusantara (1596) sudah mulai terasa akan ke...
Baca selengkapnya