SEJARAH DINASTI UMAYYAH
Setelah
masa pemerintahan Khulafaurrasyidin berakhir, pemerintahan Islam dilanjutkan
oleh Bani Umayyah. Bani Umayyah didirikan oleh seorang sahabat dari suku Quraisy
bernama Mu’awiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41 H/661 M hingga tahun 132 H/750 M
melalui peristiwa tahkim. Nama dinasti ini dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd
Asy-Syams, yaitu kakek buyut dari khalifah pertama bani Umayyah, Mu’awiyah bin Abu
Sufyan.[1]
Muawiyah
adalah seorang penguasa yang ahli dan menguasai masalah politik, ahli siasat,
cerdik, kuat dan memiliki planning yang bagus dalam urusan pemerintahan. Maka bukan
sesuatu yang mengherankan jika dia dapat menjadi gubernur selama 22 tahun,
yaitu pada masa khalifah Umar dan Utsman tahun 13-35 H.[2]
Mu’awiyah
sebagai pendiri dinasti Bani Umayyah pada awalnya dipandang negatif oleh
sebagian besar sejarawan. Keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya
dalam perang saudara di Siffin dicapai melalui cara yang curang. Lebih dari
itu, Mu’awiyah juga di tuduh sebagai pengkhianat prinsip-prinsip demokrasi yang
diajarkan dalam Islam, karena dialah yang memulai mengubah sistem kepemimpinan negara
menjadai manorki atau kekuasaan raja yang diwariskan turun-temurun.[3]
Kesuksesan
kepemimpinan Bani Umayyah dengan sistem turun temurun dimulai ketika Muawiyah
mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, yaitu
Yazid bin Muawiyah. Muawiyah bermaksud mencontoh sistem kepemimpinan manorki di
Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia
memberikan penafsiran baru dari kata tersebut untuk mengagungkan jabatan
tersebut. Dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat
oleh Allah.[4]
Masa kekuasaan Bani Umayyah yang
hampir mencapai satu abad, tepatnya 90 tahun ini telah dipimpin sebanyak 14
orang khalifah. Khalifah yang pertama menjabat adalah Mua'wwiyah bin Abu
Sufyan, sedangkan khalifah yang terakhir adalah Marwan
bin
Muhammad. Adapun urutan khalifah-khalifah yang menjabat pada masa
pemerintahan
Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
1. Mu'awiyah I bin Abi Sufyan
(41-60H/661-679M)
2. Yazid I bin Mu'awiyah (60-64H/679-683M)
3. Mu'awiyah II bin Yazid (64H/683M)
4. Marwan I bin Hakam (64-65H/683-684M)
5. Abdul Malik bin Marwan
(65-86H/684-705M)
6. Al-Walid I bin Abdul Malik
(86-96H/705-714M)
7. Sulaiman bin Abdul Malik
(96-99H/714-717M)
8. Umar bin Abdul Aziz (99-101H/717-719M)
9. Yazid II bin Abdul Malik
(101-105H/719-723M)
10. Hisyam bin Abdul Malik
(105-125H/723-742)
11. Al-Walid II bin Yazid II
(125-126H/742-743M)
12. Yazid bin Walid bin Malik (126H/743M)
13. Ibrahim bin Al-Walid II
(126-127H/743-744M)
14. Marwan II bin Muhammad
(127-132H/744-750M)[5]
DAFTAR PUSTAKA
R.
Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, trans. oleh. History Of The Arabs. Jakarta
Selatan: Zaman, 2018.
Zainudin,
Ely. “Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah.” Jurnal Intelegensia Universitas
Islam Nahdlatul Ulama Jepara 3, no. 2 (2015).
[1] R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi
Slamet Riyadi, penerj., History Of The Arabs (Jakarta Selatan: Zaman, 2018),
238.
[2] R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi
Slamet Riyadi, 238.
[3] Ely Zainudin, “Perkembangan Islam
Pada Masa bani Umyyah,” Jurnal Intelegensia 3 (2015): 29.
[4] Ely Zainudin, “Perkembangan Islam
Pada Masa bani Umyyah,” Jurnal Intelegensia 3 (2015): 30.
[5] Ely Zainudin, 31.
Komentar
Posting Komentar